BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Saat ini, perusahaan menghadapi era persaingan yang paling hebat. Meskipun
demikian, dengan beralih dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi
pemasaran holistik, perusahaan akan mendapatkan peluang yang lebih baik untuk
memenangkan persaingan. Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan
baik adalah pelanggan yang kuat. Pemasar harus berhubungan dengan pelanggan –
menginformasikan, melibatkan diri, dan mungkin bahkan mendorong mereka
melakukan proses tersebut. John Chambers, CEO Cisco Systems, mengungkapkannya
dengan baik ketika ia menyarankan untuk “Membuat pelanggan Anda menjadi pusat
budaya Anda.” Perusahaan yang berpusat pada pelanggan mempunyai keahlian dalam
membangun hubungan pelanggan, bukan hanya produk; mereka ahli dalam rekayasa
pasar; bukan hanya dalam rekayasa produk.
Pelanggan biasanya
menghadapi sederetan besar produk dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
tertentu.Bagaimana mereka memilih dari sedemikian banyak produk dan jasa?Konsumen
membuat pilihan pembelian berdasarkan presepsi mereka terhadap nilai yang
melekat pada berbagai produk dan jasa. Pelanggan Fedex memperoleh sejumlah
manfaat, yang paling jelas adalah pengiriman paket yang cepat dan dapat
diandalkan. Akan tetapi, ketika menggunakan jasa FedEx, pelanggan mungkin juga
menerima status dan citra.Menggunakan FedEx biasanya membuat pengirim dan
penerima paket merasa lebih penting. Ketika memustukan apakah akan mengirim
paket melalui FedEx, pelanggan akan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan nilai
lain terhadap uang, usaha, dan biaya psikis penggunaan jasa. Dan juga meraka
akan membandingkan nilai penggunaan FedEx terhadap nilai penggunaan agen
pengiriman lainnya, dan memilih salah satu yang memberikan nilai terbesar.
Pelanggan sering mengukur niali produk dan biaya tidak secara akurat atau
objektif.Mereka bertindak berdaarkan nilai perkiraan. Makalah
ini memfokuskan pada membangun kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan
dan nilai kepuasan pelanggan. Di dalamnya terdapat strategi-strategi yang cocok
digunakan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Strategi-strategi ini
sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Selanjutnya, bagaimana penjelasan dan penjabaran lebih lanjut, maka dibuatlah
makalah oleh penulis dengan judul “Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan.”
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana arti dari nilai, kepuasan,dan loyalitas pelanggan, dan bagaimana cara perusahaan
menghantarkan ketiga hal tersebut?
2.
Apakah arti nilai seumur hidup pelanggan dan bagaimana cara pemasar memaksimalkannya?
3.
Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan hubungan
pelanggan yang kuat?
4.
Bagaimana perusahaan dapat menarik sekaligus
mempertahankan pelanggan?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang telah
dirumuskan di atas.
BAB II
PMBAHASAN
A.
Membangun Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap
bisnis. Berikut ini pernyataan ahli pemasaran, Don Peppers dan Martha Rogers:
Satu-satunya nilai yang dapat diciptakan perusahaan Anda adalah nilai yang berasal dari pelanggan. Itu adalah semua
nilai yang Anda miliki sekarang dan nilai yang akan Anda miliki di masa depan.
Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan
menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan satu-satunya alasan perusahaan
membangun pabrik, mempekerjakan karyawan, menjadwalkan rapat, membuat jalur
serat optik, atau melibatkan diri dalam aktifitas bisnis apapun. Tanpa
pelanggan, Anda tidak mempunyai bisnis.
Manajer yang meyakini bahwa pelanggan adalah satu-satunya “pusat
laba” sejati perusahaan menganggap bahwa diagram organisasi tradisional dalam
peraga 1.1 – sebuah piramid dengan presiden berada pada puncaknya, manajemen di
tengah, dan orang-orang garis depan serta pelanggan pada bagian bawah – sudah
ketinggalan zaman.
Perusahaan pemasaran yang berhasil adalah yang membalik diagram tersebut
(peraga 1.1b). Pada puncak piramid terdapat pelanggan, urutan berikutnya adalah
orang-orang garis depan yang memenuhi, melayani, dan memuaskan pelanggan; di
bawahnya terdapat manajer menengah yang tugasnya mendukung orang garis depan
sehingga mereka dapat melayani pelanggan dengan baik; dan di dasar piramid
terdapat manajemen puncak, yang tugasnya mempekerjakan dan mendukung manajer
menengah yang baik. Kami menambahkan pelanggan di sepanjang sisi peraga 1.1 (b) untuk mengindikasikan bahwa manajer di semua tingkat
harus terlibat secara pribadi dalam mengetahui, memenuhi, dan melayani
pelanggan.
B. Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan
Dewasa ini
konsumen lebih terdidik dan lebih berpengetahuan. Mereka mempunyai sarana
(misalnya internet) untuk memverifikasi klaim perusahaan dan mencari alternatif
yang lebih unggul.Lalu bagaimana pelanggan mengambil pilihan pada akhirnya?
Mereka cenderung memaksimalkan nilai, di dalam batasan biaya pencarian serta
pengetahuan, mobilitas, dan pendapatan. Pelanggan memperkirakan tawaran mana
yang akan menghantarkan nilai anggapan tertinggi dan bertindak atas dasar
perkiraan tersebut (peraga 1.2). Sesuai atau
tidaknya suatu penawaran dengan harapan akan mempengaruhi kepuasan pelanggan
dan besarnya probabilitas bahwa pelanggan akan membeli produk itu lagi.
Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV – Customer Perceived Value) adalah selisih
antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu
penawaran terhadap alternatifnya. Total manfaat pelanggan (total
customer benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi,
fungsional, dan psikologis yang diharapkan dari suatu penawaran pasar yang
disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat. Total
biaya pelanggan (total customer cost) adalah kumpulan biaya
yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran
pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis.
Maka, nilai yang dipersepsikan pelanggan didasarkan
pada selisih antara apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang ia berikan untuk
kemungkinan pilihan yang berbeda. Pelanggan mendapatkan manfaat dan menanggung
biaya. Pemasar dapat meningkatkan nilai penawaran pelanggan melalui beberapa kombinasi peningkatan manfaat ekonomi,
fungsional, atau emosional dan/atau mengurangi satu jenis biaya atau lebih.
C. Menerapkan Konsep Nilai
Sering kali,
manajer mengadakan analisis nilai pelanggan untuk
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan relatif terhadap kekuatan dan
kelemahan berbagai pesaingnya. Langkah-langkah dalam analisis ini adalah:
1. Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang
dinilai pelanggan – Pelanggan ditanyai apa tingkat atribut, manfaat, dan kinerja
yang mereka cari dalam memilih produk dan penyedia layanan.
2. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan
manfaat yang berbeda – Pelanggan diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan manfaat. Jika peringkat
mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan mereka ke dalam
berbagai segmen.
3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan
nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti
pentingnya –
Pelanggan menggambarkan di tingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan
pesaing pada setiap atribut dan manfaat.
Pembeli beroperasi dalam berbagai batasan dan kadang
membuat pilihan yang lebih condong pada manfaat pribadi mereka daripada pada
manfaat perusahaan. Nilai yang dipersepsikan pelanggan merupakan kerangka
kerja berguna yang diterapkan dalam banyak situasi dan menghasilkan pandangan
yang kaya. Berikut ini implikasinya:
Pertama, penjual harus menilai total manfaat pelanggan
dan total biaya pelanggan yang berhubungan dengan tawaran tiap pesaing untuk
mengetahui bagaimana peringkat tawaran penjual dalam pikiran pembeli.
Kedua, penjual yang berada pada keadaan nilai yang
dipersepsikan pelanggan yang tidak menguntungkan mempunyai dua alternatif:
meningkatkan total manfaat pelanggan atau mengurangi total biaya pelanggan.
Alternatif pertamanya, memperkuat atau menambah manfaat ekonomi, fungsional,
dan psikologis dari produk, jasa, personel, dan citra yang ditawarkan.
Alternatif keduanya, mengurangi biaya pembeli melalui pengurangan harga atau
biaya kepemilikan dan pemeliharaan, menyederhanakan proses pemesanan dan
pengiriman, atau menyerap sejumlah risiko pembeli dengan menawarkan jaminan.
D.
Menghantarkan Nilai Pelanggan
yang Tinggi
Konsumen mempunyai beragam tingkat loyalitas terhadap merek, toko, dan
perusahaan tertentu. Oliver mendefinisikan loyalitas (loyality)
sebagai “Komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung
kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan
usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.
Proposisi (penawaran) nilai (value prposition) terdiri dari seluruh kelompok manfaat yang
dijanjikan perusahaan untuk dihantarkan; proposisi nilai melebihi sekedar positioning inti
penawaran. Proposisi nilai adalah pernyataan tentang pengalaman yang akan
didapatkan pelanggan dari penawaran pasar perusahaan dan dari hubungan mereka
dengan pemasok. Merek harus mempresentasikan janji tentang pengalaman total
yang dapat diharapkan pelanggan. Ditepati atau tidak janji itu tergantung pada
kemampuan perusahaan untuk mengelola sistem penghantaran nilainya. Sistem penghantaran nilai (value
delivery system) meliputi semua pengalaman yang akan didapatkan pelanggan
dalam proses memperoleh dan menggunakan penawaran. Inti dari sistem
penghantaran nilai yang baik adalah sekumpulan proses bisnis inti yang membantu
perusahaan menghantarkan nilai konsumen yang berbeda.
E.
Total Kepuasan Pelanggan
Secara umum, kepuasan (satisfaction)
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil)
terhadap ekspektasi mereka.[5] Jika
kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja
sesuai ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi,
pelanggan akan sangat puas. Penilaian pelanggan atas kinerja produk tergantung
pada banyak faktor, terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan
dengan sebuah merek. Konsumen sering membentuk persepsi yang lebih
menyenangkan tentang sebuah produk dengan merek yang sudah mereka anggap
positif.
Perusahaan yang berpusat pada pelanggan, berusaha
menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, tetapi itu bukan tujuan akhirnya.
Jika perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkan harganya atau
meningkatkan pelayanannya, mungkin laba akan menurun. Perusahaan mungkin dapat
meningkatkan profitabilitasnya dengan cara lain
selain peningkatan kepuasan (misalnya dengan meningkatkan proses manufaktur
atau berinvestasi lebih banyak dalam R & D). Perusahaan juga mempunyai
banyak stakeholder (pemangku kepentingan), termasuk karyawan,
penyalur, pemasok, dan pemegang saham. Menghabiskan lebih banyak usaha untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan bisa mengalihkan dana dari
peningkatan kepuasan “mitra” lainnya. Terakhir, perusahaan harus beroperasi
pada filosofi bahwa perusahaan berusaha menghantarkan tingkat kepuasan
pelanggan yang lebih tinggi sekaligus menghantarkan tingkat kepuasan yang bisa
diterima oleh pemangku/ pemegang kepentingan lainnya, berdasarkan total sumber
dayanya.
Bagaimana pembeli membentuk ekspektasi mereka?
Ekspektasi berasal dari pengalaman pembelian masa lalu; nasihat teman dan
rekan; serta informasi dan janji pemasar dan pesaing. Jika pemasar meningkatkan
ekspektasi terlalu tinggi, pembeli akan kecewa. Meskipun demikian, jika
perusahaan menetapkan ekspektasi terlalu rendah, perusahaan tidak akan menarik
cukup pembeli (meskipun perusahaan akan dapat memuaskan mereka yang membeli).
Beberapa perusahaan paling sukses saat ini meningkatkan ekspektasi dan
menghantarkan kinerja yang sesuai harapan.
Keputusan pelanggan untuk bersikap loyal atau bersikap
tidak loyal merupakan akumulasi dari banyak masalah kecil perusahaan. Sekarang
banyak perusahaan berusaha menciptakan “pengalaman pelanggan bermerek.”
F. Mengamati Kepuasan
Banyak perusahaan secara sistematis mengukur seberapa baik mereka
memperlakukan pelanggan mereka, mengenali faktor-faktor yang membentuk
kepuasan, dan melakukan perubahan dalam operasi dan pemasaran mereka sebagai
akibatnya.
Perusahaan akan
bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan secara teratur, karena
salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama,
membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui
produk lama, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada
orang lain, tidak terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif
terhadap harga, menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya
pelayanannya lebih murah dibandingkan pelanggan baru karena transaksi dapat
menjadi hal rutin. Kepuasan pelanggan lebih besar juga berhubungan
dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan risiko
yang lebih rendah di pasar saham.
Ketika
pelanggan menilai kepuasan mereka berdasarkan elemen kinerja perusahaan –
misalnya pengiriman, perusahaan harus menyadari bahwa pelanggan mempunyai cara
yang bervariasi dalam mendefinisikan kinerja yang baik. Pengiriman yang baik
bisa berarti pengiriman dini, pengiriman tepat waktu, kelengkapan pesanan, dan
seterusnya. Perusahaan juga harus menyadari bahwa dua pelanggan dapat
melaporkan bahwa mereka “sangat puas” tetapi dengan alasan yang berbeda.
Seseorang mungkin mudah terpuaskan hampir sepanjang waktu dan orang lain
mungkin sulit dipuaskan tetapi senang dalam kejadian ini.
G. Teknik Pengukuran
Ada sejumlah metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. Survei
berkala dapat melacak kepuasan pelanggan secara langsung dan juga
mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengukur niat pembelian kembali dan
kemungkinan atau kesediaan responden untuk merekomendasikan suatu perusahaan
dan merek kepada orang lain.
Selain
mengadakan survei berkala, perusahaan dapat mengamati tingkat
kehilangan pelanggan dan menghubungi pelanggan yang berhenti membeli
atau beralih ke pemasok lain untuk mengetahui alasannya. Terakhir, perusahaan
dapat mempekerjakan pembelanja misterius untuk berperan
sebagai pembeli potensial dan melaporkan titik kuat dan lemah yang dialaminya
dalam membeli produk perusahaan maupun produk pesaing. Manajer sendiri dapat
memasuki situasi penjualan perusahaan dan pesaing di mana mereka tidak dikenal
dan mengalami langsung perlakuan yang mereka terima, atau mereka dapat
menelepon perusahaan mereka sendiri dan mengajukan pertanyaan dan keluhan untuk
melihat bagaimana karyawan menangani panggilan tersebut. Selain melacak
ekspektasi nilai dan kepuasan pelanggan untuk perusahaan mereka sendiri,
perusahaan harus mengamati kinerja pesaing mereka dalam bidang ini.
H. Pengaruh Kepuasan Pelanggan
Bagi perusahaan yang berpusat pada pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan
tujuan dan sarana pemasaran. Dewasa ini, perusahaan
harus lebih baik lagi memperhatikan tingkat kepuasan pelanggannya karena
internet menyediakan sarana bagi konsumen untuk menyebarkan berita buruk dengan
cepat dan juga berita baik ke seluruh dunia
Ø
Keluhan Pelanggan
Beberapa
perusahaan berpikir bahwa cara memperhatikan kepuasan pelanggan adalah dengan
mencatat keluhan, tetapi studi ketidakpuasan pelanggan memperlihatkan bahwa
walau pelanggan yang tidak puas pembelian mereka berkisar 25%, hanya sekitar 5%
yang mengajukan keluhan. 95% lainnya merasa bahwa menyampaikan keluhan tidak
sebanding dengan usahanya, atau mereka tidak tahu bagaimana atau kepada siapa
mereka harus menyampaikan keluhan itu, dan mereka berhenti membeli.
Dari pelanggan
yang menyampaikan keluhan, antara 54% dan 70% akan membeli kembali dari
perusahaan jika keluhan mereka diselesaikan. Angka itu akan naik menjadi
95% jika pelanggan merasa keluhan mereka diselesaikan dengan cepat.
Pelanggan yang menyampaikan keluhan pada sebuah perusahaan dan keluhan mereka
diselesaikan dengan memuaskan, menceritakan perlakuan baik yang mereka terima
tersebut kepada rata-rata 5 orang. Namun, pelanggan yang tidak puas rata-rata
menggerutu kepada 11 orang. Jika masing-masing orang tersebut masih memberitahu
orang lain lagi, jumlah orang yang mendapatkan berita buruk itu akan berlipat
ganda.
Faktanya,
sesempurna apapun rancangan dan implementasi sebuah program pemasaran,
kesalahan akan terjadi. Hal terbaik yang dapat dilakukan perusahaan adalah
mempermudah pelanggan menyampaikan keluhan. Formulir saran, nomor bebas pulsa,
situs Web, dan alamat e-mail memungkinkan komunikasi dua arah yang cepat.
Mengingat
besarnya dampak buruk dari pelanggan yang tidak puas, penting bagi pemasar
untuk menangani pengalaman negatif dengan tepat. Di luar itu, prosedur berikut
dapat membantu memulihkan itikad baik pelanggan:
1. Membuka “hotline”
gratis 7 hari, 24 jam (lewat telepon, faks, atau e-mail) untuk
menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan.
2. Menghubungi
pelanggan yang menyampaikan keluhan secepat mungkin. Semakin lambat
respons perusahaan, semakin besarlah ketidakpuasan yang akan menimbulkan berita
negatif.
3. Menerima
tanggung jawab atas kekecewaan pelanggan; jangan menyalahkan pelanggan.
Ø
Kualitas Produk dan Jasa
Kepuasan juga tergantung pada kualitas produk dan jasa. Apa sebenarnya
kualitas itu? Berbagai ahli mendefinisikannya sebagai “kecocokan untuk
digunakan”, “pemenuhan tuntutan”, “bebas dari variasi”, dan seterusnya. Kita
akan menggunakan definisi American Society for Quality Control: Kualitas (quality)
adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kita
dapat mengatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau
jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang memuaskan
sebagian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan
berkualitas, tetapi kita harus membedakan antara kesesuaian kualitas
dan kinerja (tingkat) kualitas.
Menurut mantan pemimpin GE, John
F. Welch Jr., “kualitas adalah jaminan terbaik kami atas loyalitas pelanggan,
pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar negeri, dan satu-satunya
jalan mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan.”
Ø
Pengaruh Kualitas
Kualitas produk
dan jasa, kepuasan pelanggan, dan
profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi
tingkat kualitas, semakin tinggi pula tingkat kepuasan pelanggan yang
dihasilkan, yang mendukung harga yang lebih tinggi dan (sering kali) biaya yang
lebih rendah. Studi telah memperlihatkan korelasi yang tinggi antara kualitas
produk relatif dan profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang menurunkan
biayanya terlalu jauh akan menerima akibatnya ketika kualitas pengalaman pelanggan menurun.
Ø
Kualitas Total
Kualitas total
adalah tugas semua orang, seperti halnya pemasaran. Pemasar memainkan beberapa
peran dalam membantu perusahaan mereka mendefinisikan dan menghantarkan barang
dan jasa berkualitas tinggi kepada pelanggan sasaran. Pertama, mereka mengemban
tanggung jawab utama untuk mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan pelanggan
dengan benar. Kedua, mereka harus mengkomunikasikan ekspektasi pelanggan dengan
tepat kepada perancang produk. Ketiga, mereka harus memastikan bahwa pesanan
pelanggan dipenuhi dengan tepat dan sesuai jadwal. Keempat, mereka harus
memeriksa bahwa pelanggan menerima intruksi yang benar, pelatihan, dan bantuan
teknis dalam penggunaan produk. Kelima, mereka harus tetap berhubungan dengan
pelanggan setelah penjualan untuk memastikan mereka puas dan tetap puas. Keenam,mereka harus mengumpulkan ide pelanggan tentang
perbaikan produk dan jasa dan menyalurkan ide-ide tersebut ke departemen yang
tepat. Ketika pemasar melakukan semua ini, mereka memberi kontribusi penting
pada manajemen kualitas total dan kepuasan pelanggan, dan juga profitabilitas
pelanggan dan perusahaan.
.
Ø
Profitabilitas Pelanggan
Apa yang membuat seorang pelanggan disebut pelanggan
yang menguntungkan? Pelanggan yang menguntungkan (profitabilitas customer)
adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang sepanjang waktu menghasilkan
aliran pendapatan yang melebihi jumlah aliran biaya perusahaan yang dapat
ditoleransi untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan tersebut. Ingat
bahwa penekanannya adalah pada aliran pendapatan dan biaya seumur hidup, bukan
pada laba transaksi tertentu. Pemasar dapat menilai profitabilitas
pelanggan secara individual, segmen pasar, atau saluran.
Meskipun banyak perusahaan sudah mengukur kepuasan
pelanggan, sebagian besar perusahaan gagal mengukur profitabilitas pelanggan
individual. Bank menyatakan bahwa ini adalah tugas sulit, karena setiap nasabah
menggunakan layanan dan transaksi perbankan yang berbeda dan dicatat di
departemen yang berbeda. Namun, jumlah nasabah bank yang tidak menguntungkan
dalam basis pelanggan mengejutkan bank yang telah berhasil menghubungkan
transaksi pelanggan. Beberapa bank melaporkan kerugian pada lebih dari 45%
nasabah ritel mereka.
Ø
Analisis Profitabilitas
Pelanggan
Jenis analisis profitalibitas yang berguna diperlihatkan dalam Peraga 1.3
Peraga 1.3
Analisis Profitabilitas Pelanggan-Produk
Pelanggan
|
|||||
C1
|
C2
|
C3
|
|||
P1
|
+
|
+
|
+
|
Produk yang sangat menguntungkan
|
|
Produk
|
P2
|
+
|
Produk yang menguntungkan
|
||
P3
|
-
|
-
|
Produk yang tidak menguntungkan
|
||
P4
|
-
|
Produk yang sangat tidak menguntungkan
|
|||
Pelanggan dengan
laba tinggi
|
Pelanggan
campuran
|
Pelanggan yang
merugikan
|
Pelanggan ditampilkan di sepanjang kolom dan produk di
sepanjang baris. Setiap sel berisi simbol yang merepresentasikan profitabilitas
penjualan produk tersebut kepada pelanggan itu. Pelanggan 1 sangat
menguntungkan; ia membeli dua produk penghasil laba (P1 dan P2). Pelanggan 2
mencapai gambaran profitabilitas terbaur; ia membeli satu produk yang
menguntungkan (P1) dan satu produk yang tidak menguntungkan (P3). Pelanggan 3
adalah pelanggan yang merugikan karena ia membeli satu produk menguntungkan
(P1) dan dua produk yang tidak menguntungkan (P3 dan P4).
Apa yang dapat dilakukan perusahaan tentang pelanggan
2 dan 3? (1) Perusahaan dapat menaikkan harga produknya yang kurang
menguntungkan atau menghilangkannya, atau (2) perusahaan dapat berusaha menjual
produk yang menghasilkan laba kepada pelanggan 2 dan 3. Pelanggan tidak menguntungkan
yang merusak tidak perlu diperhatikan perusahaan. Bahkan, perusahaan harus
mendorong pelanggan-pelanggan ini agar beralih ke pesaing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pelanggan adalah pemaksimal nilai.
Mereka membentuk ekspektasi nilai dan bertindak berdasarkan nilai tersebut. Pembeli akan membeli
dari perusahaan yang mereka anggap menawarkan nilai
tertinggi yang dapat dihantarkan kepada pelanggan, yangdidefinisikan sebagai selisih antara total manfaat pelanggan dan total biaya
pelanggan.
2.
Kepuasan pembeli merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan produk dan ekspektasi
pembeli. Dengan mengenali bahwa kepuasan yang
tinggi menimbulkan loyalitas pelanggan yang tinggi,
kini banyak perusahaan membidik TCS (Total
Customer Satisfaction) – kepuasan total pelanggan.
Untuk perusahaan-perusahaan semacam itu, kepuasan pelanggan
menjadi tujuan sekaligus sarana pemasaran.
3. Kehilangan pelanggan yang menguntungkan
dapat sangat mempengaruhi laba perusahaan.Biaya manarik
pelanggan baru diperkirakan
lima kali lipat
biaya mempertahankan pelanggan lama agar tetap gembira. Kunci untuk
mempertahankan pelanggan adalah pemasaran hubungan.
4. Kualitas adalah
totalitas fitur dan karakteristik produk
atau jasa berdasarkan kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Pemasar memainkan
peran kunci dalam mencapai tingkat total kualitas yang
tiggi sehingga perusahaan tetap berjalan
dan menguntungkan.
5. Manajer perusahaan harus menghitung nilai
seumur hidup pelanggan
dari basis pelanggan mereka untuk
memahami implikasi laba
mereka. Mereka juga harus menentukan cara untuk meningkatkan
nilai basis pelanggan.
6. Manajemen
hubungan pelanggan sering
memerlukan pembentukan database pelanggan dan
penggalian data untuk
mendeteksi tren, segmen,
dan kebutuhan individual.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran
Edisi Ketiga Belas Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar