BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah tentang karya ilmiah semakin meningkat baik
dijenjang smp, sma, maupun dijenjang perkuliahan. Banyak siswa-siswa yang
membuat laporan tentang suatu penelitian sederhana. Dijenjang perkuliahan,
karya ilmiah memuat proposal penelitian, kemudian penelitian, dan setelah
itu, karya ilmiah. Dalam menulis karya tulis ilmiah, kita
perlu banyak membaca sumber-sumber yang kita butuhkan. Sebuah karya tulis yang
lengkap memuat halaman judul, halaman persetujuan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar pustaka, dll.
Karya ilmiah
merupakan sesuatu yang berfungsi menarik perhatian pembaca dan memberi arahan
terhadap masalah yang akan diuraiakan. Dengan akal kita dapat terpikir
untuk menganalisis permasalahan, menemukan akar permasalahan, menemukan
alternatif pemecahannya, kemudian memberikan kesimpulannya. Proses berpikir
seperti di atas akan menjadi langkah kerja ilmiah apabila dituangkan dalam
bentuk tulisan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan karya
ilmiah?
2.
Apa tujuan dari penulisan karya ilmiah?
3.
Apa saja ciri-ciri karya ilmiah?
4.
Bagaimana penulisan dan sistematika
karya ilmiah?
C.
Tujuan
Penulisan Masalah
1.
Untuk mengetahui definisi karya ilmiah?
2.
Untuk mengetahui tujuan dari
penulisan karya ilmiah?
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri karya
ilmiah?
4.
Untuk mengetahui bagaimana
penulisan dan sistematika karya ilmiah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Pengertian
karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) menurut Parlindungan Pardede adalah
tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan
sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Karya ilmiah berisi fakta dimana fakta tersebut selain
dapat dibuktikan kebenarannya juga dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan
simpulan.
Contoh
fakta yang bersifat ilmiah adalah sebagai berikut :
a.
Setetes air terdiri atas molekul-molekul
air, yang tiap molekul terdiri atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
b.
Panas matahari dapat diubah menjadi
energi listrik
Banyak ragam
dan jenis tulisan yang termasuk karya ilmiah, misalnya makalah, artikel
penelitian, artikel ilmiah populer, buku, modul, atau buku pelajaran. Bentuk
tulisan ilmiah tersebut sering dinamakan karya tulis ilmiah.
B. Gaya Penulisan
Dalam karya ilmiah
memiliki beberapa gaya penulisan antara lain
a.
Gaya penulisan deskripsi merupakan gambaran tertulis yang
mana penulis berusaha menggambarkan detail benda-benda atau gelaja yang terjadi
dalam bentuk kata-kata
b.
Gaya penulisan berbentuk narasi, merupakan jenis gaya
penulisan yang menyajikan suatu rangkaian cerita dari suatu kejadian
c.
Gaya penulisan ekspose atau penjabaran merupakan gaya
penulisan jenis ini menjelaskan dan menafsirkan fakta dan gejala yang timbul dari
suatu kejadian
d.
Gaya penulisan argumentasi merupakan gaya penulisan jenis ini
mengemukakan fakta pendukung dari penulis dengan menyajikan alasan-alasan.
C. Tujuan penulisan karya ilmiah
Tujuan dalam penulisan
karya ilmiah, antara lain yaitu :
a.
Untuk menyampaikan ide, maksudnya pokok permasalahan yang ada
agar lebih mudah dipahami oleh pembaca maka penulis karya ilmiah membuat dalam
bentuk karya ilmiah tersebut.
b.
Untuk melatih kemampuan menulis.
c.
Sebagai tradisi ilmiah, maksudnya
dalam pendidikan di bangku kuliah sering mendapat tugas untuk membuat
karya ilmiah yang mana memiliki suatu kebanggaan tersendiri.
d.
Sebagai tugas akhir, dalam pendidikan di universitas karya
ilmiah juga menjadi salah satu syarat kelulusan. Seperti pada skripsi untuk S1,
Tesis untuk S2 dan Disertasi untuk mahasiswa S3.
e.
Digunakan untuk menunjukkan eksistensi dari penulis tersebut
melalui karya ilmiah yang dihasilkan.
D. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah
ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu:
a.
Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri
dari bagian awal (pendahuluan).bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan
serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b.
Komponen Dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau
kedua.
d.
Penggunaan Bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Berdasarkan bentuk dan
fungsinya, karya ilmiah menurut Parlindungan Pardede ada 10 jenis, yaitu:
1)
Laporan atau tulisan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang
dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati dan mengandung saran-saran untuk
dilaksanakan.
2)
Makalah atau tulisan yang dibuat mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang
studi tertentu, seperti hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan.
3)
Kertas kerja yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan
pembahasan suatu pokok persoalan untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar
atau simposium.
4)
Skripsi atau karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana yang membahas suatu masalah dengan memaparkan data dan
konsep dari studi literatur yang relevan untuk menghasilkan kesimpulan
(mendeskripsikan suatu ilmu).
5)
Tesis atau karya tulis ilmiah yang tingkat pembahasannya lebih dalam daripada
skripsi yang tujuannya adalah mensintesiskan ilmu yang telah diperoleh dengan
temuan dalam penelitian guna memperluas khazanah ilmu yang ditekuni,
6)
Disertasi atau karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar doktor (gelar yang tertinggi yang diberikan perguruan tinggi)
didasarkan pada data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian
laboratorium, dan hasil kajian pustaka.
7)
Resensi atau karya ilmiah yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau
penilaian sebuah buku (resensi buku atau book review) yang disajikan
kepada pembaca melalui surat kabar, majalah, jurnal untuk memberikan
pertimbangan dan penilaian secara obyektif sehingga masyarakat mengetahui
apakah buku yang diulas patut dibaca atau tidak.
8)
Kritik yaitu karya ilmiah yang berisikan penilaian baik-buruknya suatu karya
secara obyektif, tidak hanya untuk mencari kesalahan atau catat suatu karya
tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya ilmiah itu seperti apa
adanya.
9)
Esai atau karya tulis yang relatif pendek dan membahas suatu subyek (masalah)
dari sudut pandang penulisnya; opini penulis berperan sentral dalam sebuah
esai.
10)
Artikel ilmiah atau karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau
buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati
Untuk menyusun
sebuah karya ilmiah yang sederhana, sebagai contoh adalah makalah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
E. Mengenali ciri-ciri dan sistematika Makalah
Makalah merupakan
karangan yang disusun untuk dibahas dalam sebuah pertemuan ilmiah, misalnya
diskusi, seminar, simposium, dan lain-lain.
1.
Ciri-ciri makalah
Ciri-ciri pokok
sebuah makalah adalah objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan
logis. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, baik tidaknya suatu makalah dapat
dilihat dari kebermaknaan masalah yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan,
kelogisan pembahasan, dan keruntutan penulisannya.
2.
Sistematika penulisan makalah seperti di bawah ini :
a.
Halaman Judul
Judul adalah
nama karangan. Judul harus sesuai dengan isinya karena judul mencerminkan
isi. Judul biasanya berupa kelompok kata (bukan kalimat).
Judul ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
Judul ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1)
Dirumuskan secara singkat
2)
Mencerminkan
area permasalahan, variabel penelitian dan target 3) Memuat
kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
4) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap.
4) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap.
b.
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah
tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital, simetris di batas atas
bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan
spasi ganda (2 Spasi).
c.
Daftar isi
Daftar isi adalah
halaman yang memberikan informasi tentang bab, sub bab, sub-sub bab dan
bagian-bagian penting lain yang disertai dengan letak halamannya.
d.
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang
mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan
pentingnya suatu karya ilmiah. Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang
yang dengan singkat mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan
hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat, termasuk kasus yang dipilih
dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode
yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian.
Bab pendahuluan seyogianya membimbing
pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran logis yang berakhir dengan
pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya.
berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab
pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam
menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat,
seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau
menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).
1)
Latar belakang
Bagian ini menerangkan keternalaran
(kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu
diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian
topik yang dipilih. Baru kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi
pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang
melingkupi topik itu.
2)
Identifikasi masalah
Sebelum masalah dirumuskan perlu
diidentifikasi dengan baik. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan
masalah yang operasional menjadi lebih mudah.
Masalah yang operasional memiliki ciri,
antara lain:
(a) masalahnya dapat dipecahkan,
(b) menggambarkan variabel penelitian yang jelas,
(c) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat,
(d) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat,
(e) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.
3)
Perumusan masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan
yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian.
Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau
sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau
pertanyaan. Yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa
tentang cara atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan
sebagainya.
4)
Tujuan
penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (a) apakah ada
pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X
terhadap Y, (c) apakah ada antara hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah
menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (d) bagaimanakan persepsi
peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan
persepsi..dst.
e.
Bab Isi / Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian inti
makalah, yang disusun berdasarkan urutan rumusan masalah di atas. Materi
pembahasan bisa bersumber dari data penilitian, merujuk pendapat pakar
tertentu, ataupun meurut perkembangan logika kita. Dalam bagian ini
diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait
dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antar
faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian
menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa
proses dan hasil penyelesaian masalah.
f.
Penutup
Bagian ini menguraikan keberhasilan metode
dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk. Penutup merupakan bagian
terakhir dari isi pokok laporan penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini
dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan saran.
- Simpulan
Simpulan merupakan bagian yang berisi jawaban masalah dalam sebuah
penelitian. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang
hasil penelitian dan pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian
pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat
tercapai. Uraian dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam
bagian pendahuluan dan memenuhi semua tujuan penelitian.
- Saran
Saran merupakan bagian yang berisi temuan jalan keluar dari suatu
permasalahan. Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan
jika memungkinkan jalan keluarnya juga disampaikan. saran dapat bersifat
praktis atau teoritis. Selain itu, perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang
ditemukan dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
g.
Daftar pustaka
Daftar pustaka adalah daftar buku atau referensi yang
dijadikan rujukan dalam menulis makalah. Adapun urutan/pola daftar pustaka
adalah : nama penulis, tahun terbitnya buku yang dirujuk, judul buku yang
dirujuk, kota buku itu diterbitkan, dan nama penerbit yang menerbitkan buku
itu.
Contoh Karya Ilmiah Sederhana :
CONTOH KARYA TULIS
SEDERHANA-PENDIDIKAN KARAKTER
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah sederhana yang
berjudul “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu Dra.
Supriyati selaku guru pembimbing
- Dan semua
pihak yang telah membantu terselesainya tugas makalah ini. Mudah-mudahan
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
kelompok kami pada khususnya.
Harapan kami apabila ada kurang lebihnya kami mohon saran dan
kritiknya karena masih dalam taraf belajar.
Sidoarjo, Januari 2013
Penyusun,
Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Persolan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam
masyarakat, baik itu melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain
sebagainya. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan,
kejahatan seksual, perusakan yang terjadi dimana-mana, sirkulasi ekonomi yang
terhambat serta dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu
topik yang hangat di masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian masalah ini
telah dilakukan seperti peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang lebih
kuat.
Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter
bangsa juga telah menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan
pendidikan budaya dan karakter bangsa ini melalui Departemen Pendidikan
Nasional. Karena itulah kami tertarik menjadikan topik ini sebagai bahasan
karya ilmiah sederhana yang akan kami tulis.
1.2 Identifikasi masalah
1.2.1 Peristiwa apa sajakah yang kini marak
terjadi sebagai bentuk penyimpangan dari karakter bangsa ?
1.2.2 Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan karakter
tersebut ?
1.2.3 Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat
penyimpangan karakter ini ?
1.2.4 Bagaiman upaya mengurangi atau bahkan
menghilangkan penyimpangan karakter tersebut ?
1.3 Rumusan masalah
1.3.1 Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter ini
pada prestasi siswa ?
1.4 Tujuan dan manfaat
1.4.1 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak
bangsa yang terpuji dan sejalan dengan karakter bangsa Indonesia.
1.4.2 Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
kepada anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa.
1.4.3 Mengembangkan sikap mandiri, disiplin,
jujur, kreatif dan berwawasan kebangsaan
1.5 Metode penelitian
1.5.1 Mengamati kondisi di lapangan
1.5.2 Membaca buku pendukung
Bab
II
Pembahasan
2.1 Contoh-contoh perilaku penurunan moral
Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di
negeri ini. Contoh kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang
lupa beretika, lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak
bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal
sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.
Realitanya, banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi,
kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan yang amat
sangat memprihatinkan adalah perilaku remaja Indonesia yang masih berada di
usia sekolah. Menurut survey, pada tahun 2008 yang dilakukan di 33 provinsi di
Indonesia sekitar 18.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit HIV dan AIDS,
63% remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah, 21% diantaranya melakukan
aborsi dan sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1
juta diantaranya adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah
yang membuat keadaan negeri ini semakin buruk.
2.2 Sebab-sebab penurunan moral
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak
sekaligus orang pertama yang memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu
masih ada dalam kandungan. Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan adzan
dengan lirih di telinga sang anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah bekal
awal untuk mengawali hidup dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang anak hendak
tidur, ibulah yang menenangkan atau membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya
itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai
berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal
utama dalam megendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.
Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti
bagaimana cara mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada
saja orang tua yang menitipkan anaknya kepada babby sitter atau pembantu rumah
tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan pendampingan tumbuh dan
berkembang bukan dari orang tua yang sudah berkeahlian mengurus anak dan tidak
pula orang tua itu menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja
alasan yang dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak kepada
babby sitter. Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah
untuk membiayai anak itu, padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya
tidak begitu. Boleh saja bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang
tua.
Ada pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh
orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para
orang tua harus memiliki kemampuan dalam hal mengurus anak.
Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang
tua dan lingkungan, menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang
yang memiliki kepribadian lemah karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari
orang tua, kurang rasa aman, sering dimanjakan. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah mendapat perhatian penuh dari
orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian pengalaman hidup dari orang tuanya.
Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak
adalah guru. Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik
siswanya terutama sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar
menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar menyampaikan informasi atau
mengejar target kurikulum.
Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
- Tidak punya
selera mengajar
- Kurang
memperkaya materi (lemah sumber)
- Kurang
disiplin
- Asal masuk
kelas
- Tidak bisa
komputer
- Kurang
terampil
- Asal
sampaikan materi, urutan tidak akurat
- Di kelas
diremehkan anak
Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu
penghambatnya.
Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal
atau bermain atau bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat
pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga
anak-anaknya dari pengaruh luar yang negatif.
2.3 Dampak penurunan moral
2.3.1 Banyak anak berperilaku anarkis
2.3.2 Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap
orang lain
2.3.3 Tidak mau tolong menolong dengan sesama
2.3.4 Tidak menghargai sesuatu
2.3.5 Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak
terhadap orang tuanya
2.3.6 Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama,
social dan budaya
2.3.7 Jati diri bangsa Indonesia luntur
2.4 Upaya meminimalisir penurunan moral
2.4.1 Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang
belajar bagaimana mengasuh anak yang baik dan benar dengan cara mengikuti parenting
education
2.4.1 Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak
dalam situasi apapun
2.4.1 Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga
walaupun jam kerja padat
2.4.1 Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam suatu mata pelajaran.
2.4.1 Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah
juga harus dapat memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti
berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga
kebersihan.
2.4.1 Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah,
seperti setiap hari senin melakukan upacar bendera, berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru atau teman
2.4.1 Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara
spontan, misalnya menegur ketika siswa berteriak-teriak ketika proses
pembelajaran berlangsung
2.4.1 Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai
tinggi, membantu teman atu bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau
olahraga
2.4.1 Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan
budaya ddan karakter bangsa dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang
bersih, bak sampah terletak di berbagai tempat dan kondisi sekolah yang bersih
2.4.1 Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat
menyaring hal-hal yang baik menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita
2.5 Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar
Sebuah penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut
kecerdasan seseorang dalam meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar
kelas dunia, Daniel Goleman yang menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang
ditentukan oleh kecerdasan emosinya (emotional quotient=eq), sedangkan 20%
ditentukan oleh IQnya.” Disinilah pembentukan karakter itu sangat berperan
untuk meraih kesuksesan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat
dijadikan obat agar terjadi peningkatan prestasi akademik pada siswa.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
3.1.1 Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan
moral yang cukup memprihatinkan, sehingga seluruh lapisan masyarakat harus
bertindak lebih lanjut atas hal ini
3.1.2 Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat
berpengaruh pada prestasi siswa dan akhlak setiap individu
3.1.3 Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang
member bekal kepada anak-anak bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak
tersebut terjun di masyarakat
3.1.4 Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh
oleh orang tua terutama dan gurunya
3.1.5 Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap
tumbuh kembang seorang anak bangsa
3.1.6 Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah
pesatnya globalisasi
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan
penulisan karya ilmiah ini, diantaranya :
3.2.1 Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang
kami tulis ini dapat memperkaya pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan
karakter pada anak
3.2.2 Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter
pada anak
Daftar pustaka
ü Beberapa pendapat siswa
ü Fadjaray, Suhadi. 2012. Character Building Strategies
Bercocok Tanam Karakter di Kebun Sanubari Anak. Jakarta: Rahmat Media Press
(RAHMA PRESS).
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) merupakan
tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan
sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan.
B.
SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman
yang sangat berharga mengenai pengetahuan sistematika dan penulisan Karya Tulis
Ilmiah Sederhana. Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari sistematika
dan penulisan Karya Tulis Ilmiah Sederhana dalam membuat sebuah karya tulis.
Dengan mempelajari sistematika dan penulisan Karya Tulis Ilmiah Sederhana diharapkan
mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun
suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Doyin, Mukh dan Wagiran.
2010. Bahasa Indonesia, Pengantar Penulis Karya Ilmiah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta:
Rineka Cipta.
Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah, Cetakan XIII.
Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa
Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan
Interdisipliner), Cetakan III.
Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi
Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar:
Posting Komentar