Selasa, 18 Oktober 2016

PEMBELAJARAN KONSUMEN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemasaran memiliki peranan penting bagi perusahaan. Untuk bisa menghasilkan laba bagi perusahaan, bagian pemasaran dituntut suskses meyampaikan produk ke tangan konsumen, sehingga para pemasar harus dapat memahami konsumen, apa yang mereka inginkan, bagaimana habitnya, dan apa yang dapat mempengaruhi mereka sehingga memutuskan utuk mengambil produk yang dihasilkan perusahaan.
Pembelajaran adalah aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan waktu manusia didalam kandungan. Perilaku manusia termasuk, termasuk perilaku konsumsi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pemasar mencoba melihat proses pembelajaran ini dan mencari kiat-kiat yang mengena untuk memberikan stimulasi, informasi dan pengalaman kepada konsumen supaya konsumen belajar tentang produk mereka dan kemudian memilih produk itu untuk dibeli dan di konmsumsi.
Pembelajaran Konsumen menjadi segment yang menarik untuk dipelajari. Medesign bagaimana membangun karakter dari sebuah produk sehingga produk ini mempunyai sesuatu value yang berbeda dengan produk sejenisnya di ingatan konsumen adalah pekerjaan yang tidak gampang. Makalah ini akan memberi ulasan yang disertai contoh riil dari periklanan yang sedang marak di media televisi. Kajian Pembelajaran Konsumen ini digunakan untuk melihat reaksi konsumen terhadap suatu prudk yang diluncurkan sebuah perusahaan. Alasan para pemasar memperhatikan cara orang belajar adalah karena para pemasar sangat tertarik mengajar mereka,  dalam peran mereka sebagai konsumen, dimana konsumen membeli produk tersebut, bagaimana menggunakannya, bagaimana memeliharanya, dan bahkan bagaimana membuangnya. Para pemasar selalu ingin agar komunikasi mereka diperhatikan, dipercayai, dan diingat. Karena itu mereka tertarik dan harus mempelajari setiap aspek proses pembelajaran  untuk dapat mencapai tujuan mereka.

B.     Identifikasi masalah
Manusia memproses informasi dan stimulus yang diterima panca inderanya dan masuk kedalam otak sebagai persepsi yang disimpan dalam memori untuk digunakan pada waktu mereka merespons stimulus dikemudian hari. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana memori dan perilaku diubah sebagai akibat dari pengolahan informasi, secara sadar maupun tidak sadar, yang disebut sebagai pembelajaran.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan makalah
a.       Mengetahui peerilaku konsumen agar dapat menetapkan segmentasi pasar.
b.      Merumuskan posisioning dan perbedaan produk.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran Konsumen
     1. Pengertian Pembelajaran Konsumen
Pembelajaran adalah bahasan yang mendasar dalam ilmu psikologi, Lefton (1982) mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan perilaku yang relative bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Definisi ini membedakan antara pembelajaran dan reflex yang merupakan perilaku tidak disengaja yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus. Hal penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut adalah bahwa:
·         Pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan terus berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh atau dari pengalaman yang sebenarnya.
·         Pengetahuan baru dan pengalaman pribadai berfungsi sebagai timbal balik bagi individu dan memberikan patokan pada perilakunya dimasa yang kana datang dalam situasi yang serupa Jadi seperti yang dikatakan Hawkins dkk (1998) bahwa pembelajaran adalah perubahan apapun yang terjadi pada isi ataupun organisasi dalam memori jangka panjang dan atau pada perilaku adalah benar.
·         Pembelajaran adalah hasil dari pemrosesan informasi secara sadar, tidak sadar,maupun tidak terfokus.
·         Pembelajaran konsumen merupakan proses dimana para individu memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam pembelian dan konsumsi yang mereka terapkan pada perilaku yang berhubungan di waktu yang akan datang. Kebanyakan Pembelajaran Konsumen diperoleh secara kebetulan, namun ada juga yang disengaja.

2. Macam-macam teori pembelajaran
Macam-macam teori pembelajaran menurut para ahli, yaitu ;
a)      Teori Belajar Menurut Thorndike (Teori Koneksionisme)
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
b)     Teori Belajar Menurut Skinner
B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui prosesoperant conditioning. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

c.       Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
a.       Fase Receiving the stimulus situation (apprehending)
b.        Fase Stage of Acquition
c.       Fase Storage/Retensi
d.       Fase Retrieval/Recall

d. Teori Belajar Menurut Bruner
Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
a.       Teori Belajar Menurut Piaget
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
1.      Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2.      Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
3.      Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4.      Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.

B.  Pendekatan Pembelajaran Konsumen
1. teori pembelajaran perilaku ( behavioral learning theory)
Teori pembelajaran perilaku mengasumsikan bahwa pembelajaran terjadi seseorang terhadap kejadian-kejadian diluar dirinya.
a.       Classical conditioning
Mahzab ini mengacu pada pembelajaran dimana stimulus yang mengakibatkan respons tertentu dipasangkan dengan stimulus lain yang pada mulanya tidak menghasilkan respons bila berdiri sendiri.
b.       Pengulangan
Efek conditioning akan meningkat setelah pengulangan beberapa kali. Hanya saja ada teori yang disebut dengan three hit theory, yang mengatakan bahwa pengulangan diatas tiga kali tidak akan menghasilakn efek conditioning, namun justru akan mnegakibatkan advertising wearout atau kejenuhan dan menyebabkan hilangnya efek conditioning.
c.       Stimulus generalization
Stimulus generalization berhubungan dengan kecenderungan stimulus-stimulus yang berupa stimulus yang dikondisikan dan ditampilkan untuk menghasilkan respons yang serupa pula.
d.       Stimulus discrimination
Stimulus discrimination terjadi billa stimulus yang serupa denganstimulus yang dikondisikan tidak diikuti oleh stimulus yang tidak dikondisikan.
e.       Instrumental conditioning (operant conditioning)
Mahzab ini mengutamakan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsi produk.

2. Teori pembelajaran koqnitif
Pendekatan teori ini menekankan kegiatan mental dalam pembelajaran, yakni bagaimana informasi yang diterimaseseorang diproses dan disimpan dalam memorinya dalam waktu yang relative lama. Pembelajaran terjadai karena adanya empat unsure yang disebut dalam hamper dalam semua teori pembelajaran. Empat unsur tersebut adalah:
a.       Motivasi
Motivasi berakar pada kebutuhan dan tujuan, jadi motivasi mendorong pembelajaran.
b.       Cues
Cues adalah stimulus yang mengarahkan motif. Cue mengarahkan dorongan kepada konsumen bila cue itu konsisten dengan ekspektasi konsumen.jadi, pemasar perlu berhati-hati dalam memberikan cue supaya tidak mengecewakan ekspektasi konsumen.


c.       Response
Response adalah bagaimana seseorang berperilaku sebagai reaksi dari dorongan atau cue. Respons tidak terikat pada kebutuhan. Kebutuhan atau notif dapat menimbulkan berbagai macam respons.
d.       Reinforcement
Reinforcement meningkatkan kemungkinan suatu respons spesifik akan muncul dimasa yang akan dating sebagai hasil dari cue atau stimulus tertentu.

3. Teori pembelajaran iconic rite (menghafal icon)
Teori ini mengatakan bahwa pembelajaran dapat terjadai tanpa conditioning.

4. Teori pembelajaran vicarious
Teori mengatakan bahwa orang belajar tanpa harus menerima ganjaran gataupun hukuman, seperti yang diyakini oleh pengikut teori instrumental conditioning. Bila seseorang melihat atau mengetahui bahwa orang lain mengalami kepuasan dalam menggunakan suatu produk, karena seolah-olah ia mengalami sendiri. Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran ini disebut juga pembelajaran “Percontohan” menyangkut pembelajaran melalui observasi / pengamatan yang memadukan aspek teori pembelajaran kognitif dan perilaku.  Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses pembelajaran dengan cara berusaha mengubah perilaku dengan meminta seseorang melakukan observasi tindakan dan perilaku orang lain.
C.     Proses Pembelajaran
Pembelajaran mmenyangkut perubahan perilaku. Perubahan ini dapat langsung terjadi pada saat setelah pembelajaran atau lama setelah saat pembelajaran. Berikut ini beberapa pokok yang perlu diperhatikan supaya pembelajaran konsumen terhadap data tentang produk atau merek lebih efektif.
1.      Pesan iklan dengan aspek-aspek yang unik akan lebih mudah di ingat. Aspek-aspek yang unik tidak mudah dilupakan.
2.      Urutan sajian pesan mempengaruhi bagaimana informasi itudisimpan,. Dan biasanya pesan bagian tengah lebih mudah dilupakan.
3.      Pesan yang mednorong pengulanganakan lebih mudah disimpan.
4.      Besar kecilnya jumlah data yang dapat dikirim ke memori jangka panjang tergantung pada waktu memprosesnya.
5.      Lebih banyak data yang disimpan dalam memori bila data tersebut disajikan dalam pengglan-penggalan.
6.      Memori tergantung pada isyarat dan sajian isyarat tertentu dalam iklan akan mendorong pengingatan kembali.
7.      Data yang disimpan dalam memori jangka panjang bisa lain dari pesan yang disampaikan dalam situasi pembelajaran.
8.      Data yang mengandung arti bagi individu akan lebih cepat dipelajari sehingga berpotensi lebih untuk disimpan dalam memori jangka panjang.

D. Loyalitas Konsumen/Kesetiaan Pelanggan
Loyalitas konsumen terbagi dalam dua kelompok :
1.       Loyalitas merek (brand loyality)
Konsumen sangat loyal terhadap merek pilihannya. Loyalitas merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang di representasikan dalam pembelian konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.
2.       Loyalitas toko (store loyalty)
Loyal terhadap toko disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko. Hal ini ditunjukan oleh perilaku konsisten tetapi dalam store loyalty perilaku konsistenya adalah dalam mengunjungi toko di mana di situ konsumen bisa membeli merek produk yang diinginkan.

D.    Faktor-faktor Yang Mendorong Loyalitas Konsumen
Menurut Sunu (1999:128) faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut:
1)       Mutu Produk
Produk yang memenuhi spesifikasi/standar/persyaratan konsumen.
2)       Harga yang bersaing
Dengan efisiensi (baik diproduksi maupun maupun di manajemen) dapat menetapkan harga yang wajar dan kompetitif.
3)       Pelayanan dan informasai yang maksimal
Memberikan pelayanan dan informasi yang di butuhkan konsumen secara penuh.
4)       Citra perusahaan
Gambaran informasi tentang citra perusahaan dijaga dengan baik.
5)       Produk baru dan semakin baru (research dan development)
Penyajian produk yang mengikuti perkembangan dengan didukung oleh personel andal dan sarana research dan development yang memadai.
6)       Kebutuhan mendadak bisa dipenuhi konsumen
Persiapan persediaan yang cukup dengan didukung oleh sarana dan personel yang selalu siap untuk mengantisipasi permintaan mendadak dari konsumen.

G. 5 Cara Mempertahankan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
a)       Berikan perhatian before dan after sales
b)       Ciptakan sebuah hubungan yang saling menguntungkan
c)       Lakukan follow up pasca penjualanloyalitas konsumen
d)       Tawarkan program menarik untuk menjaga loyalitas konsumen
e)       Berikan keuntungan bagi pelanggan setia Anda

·         Pergeseran merek (brand switching)
Keaveney (1995) menemukan bebrapa hal sebagai hasil penelitiannya bahwa pergeseran merek muncul karena:
1.      Persepsi negative terhadap kualitas produk
2.      Harga
3.      Ketidakpuasan dengan kinerja produk secara keseluruhan
4.      Layanan dan kenyamanan yang tidak memadai ditempat penjualan
5.      Memang ada maksud (intention) untuk berhenti mengkonsumsi brand yang biasa dipakai dan ingin memakai brand lain.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Pembelajaran adalah aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan waktu manusia didalam kandungan. Perilaku manusia termasuk, termasuk perilaku konsumsi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pemasar mencoba melihat proses pembelajaran ini dan mencari kiat-kiat yang mengena untuk memberikan stimulasi, informasi dan pengalaman kepada konsumen supaya konsumen belajar tentang produk mereka dan kemudian memilih produk itu untuk dibeli dan di konmsumsi. Untuk terjun ke dalam dunia persaingan pemasaran, kita harus mengerti dan memahami apa yang harus kita ketahui dan kita lakukan. Didalam pemasaran kita akan selalu bertemu dengan konsumen.

B.      Saran
Makalah ini belum sempurna untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan



DAFTAR PUSTAKA

 Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, 1995, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I, Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta

Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi revisi. Bandung: CV Alfabeta. 2002.


Aritonang R, Lerbin R. Kepuasan Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005.

1 komentar: