BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu
organisasi dibutuhkan suatu strategi untuk menunjang suatu tujuan-tujuan
tertentu serta saran jangka panjang. Pada hakikatnya strategi juga merupakan
suatu perencanaan serta proses evolusioner terhadap target-target masa depan.
Dalam suatu pembelajaran mengenai teori organisasi dan administrasi terkadang
terdapat ketidak pahaman mengenai strategi itu sendiri maupun perbedaan antara
strategi dan tujuan organisasi, efektivitas
perusahaan , tingkatan-tingkatan dalam strategi itu sendiri , hubungan antara
strategi dan kinerja organisasi dengan model Balanced Scorecard, dan peranan
administrasi dalam suatu perencanaan yang bersifat strategis. Untuk itu makalah
ini ditujukan untuk membahas ketidak pahaman akan hal tersebut maupun sebagai
sumber refrensi bagi para pembaca yang membutuhkannya.
Strategi
bisnis sebagai konsep, bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan organisasi
mencapai tujuan strategik yang telah diterapkan. Keberhasilan strategi harus
dipahami sebagai keberhasilan implementasinya. Strategi bisnis secara
konseptual mungkin sudah baik, tetapi jika implementasinya buruk, hasilnya
adalah kegagalan. Dalam perspektif manajemen strategik, strategi SDM merupakan
bagian dari proses implementasi dari bisnis. Ini berarti, bila strategi SDM
terisolasi dari strategi bisnis yang menjadi pilihan strategik organisasi maka
praktek-praktek MSDM tidak akan menghasilkan kualitas SDM seperti yang
dibutuhkan.
Makalah ini akan membahas tentang SDM strategik
yaitu membahas proses keterkaitan praktek-praktek MSDM dengan strategi bisnis.
MSDM strategik menciptakan suatu proses penuangan dari konsep strategi bisnis
ke kemampuan organisasi untuk menyediakan SDM yang mempunyai kompetesi
menjalankan strategi bisnis tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
dapat kita tarik rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.
Bagaimana Strategi
Multi bisnis ?
2.
Bagaimana contoh
prusahaan yang menjalankan strategi multi bisnis ?
C. Tujuan dan Manfaat
Penulisan Makalah
Adapun tujuan dan manfaat penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai strategi multi bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi
Menurut James Brian Quinn (1980) merupakan
“pola atau rencana yang mengintregasika tujuan-tujuan
utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam keseluruhan yang
terkait”.
Menurut William Hence (1985) mendifinisikan
strategi sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi
keunggulan kompetitif”.
Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara
untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi
secara strategik.
Manajemen
strategic SDM adalah memformulasikan dan melaksanakan system SDM yang
menghasilkan kompetensi dan perilaku karyawan yang diperlukan perusahaan untuk
mencapai tujuan strategic.
Berdasarkan framework diatas tersebut dapat
dijelaskan bahwa strategi SDM dijabarkan dari rencana strategi organisasi.
B. Fase Proses Manajemen Strategi Dalam Kaitan Dengan
Strategi bisnis
a.
Formulasi
strategi meliputi penilaian terhadap lingkungan dan pengembangan strategi.
b.
Implementasi
strategi dan evaluasi.
c.
Formulasi
Strategi
d.
Proses
formulasi strategi yang juga disebut sebagai perencanaan strategik meliputi
beberapa kegiatan yang sistematis:
· Metetapkan arah
strategik organisasi
· Mengindentififikasi
lingkungan dan analisis SWOT.
· Merumuskan
tujuan-tujuan strategik.
· Mengembangkan
alternatif-alternatif strategik.
· Memilih
strategik.
C. Menetapkan Arah Strategik
Langkah pertama manajemen puncak dalam proses
perumusan strategi adalah menetapkan arah strategik organisasi ( strategic
direction ), meliputi visi, misi dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
organisasi. Visi sering disebut sebagai skenario masa depan organisasi.
Pernyataan tentang visi dan misi sering
kali mengalami kerancuan. Visi berfungsi sebagai sumber inspirasi, dan motivasi
yang memiliki nilai-nilai intrinsik tertentu. Oleh sebab itu, visi harus
realistis. Artinya, visi itu dapat dicapai oleh kemampuan-kemampuan dan
resources yang ada dalam organisasi.
D.
Identifikasi Linkungan Dan Analisis SWOT
Perencanaan perlu mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan bisnis yang relevan dengan kondisi perusahaan saat ini
dan melakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
dalam lingkungan bisnis.
a.
Merumuskan Tujuan Strategik
Pada fase ini, rumusan visi, misi dean tujuan
itu, diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan strategik yaitu tujuan-tujuan yang dirumuskan pada tingkat
korporat atau pada level puncak dalam hierarki manajerial. Kemudian
tujuan-tujuan pada tingkat korporat atau organisasi, diterjemahkan menjadi
tujuan-tujuan strategik pada tingkat fungsional atau divisional (divisi
pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya) dan operasional (unit).
b. Mengembangkan Alternatif Strategi
Strategi-strategi bisnis, terkait dengan misi
dan tujuan yang diemban organisasi. Strategi SDM adalah upaya menyediakan SDM
yang memiliki kompetensi dan motivasi yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM.
Kualitas SDM yang tersedia diharapkan mampu mendukung implementasi strategi
bisnis tertentu sebagai upaya mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.
Alternatif-alternatif strategi harus dikembangkan untuk kemudian
dipipih alternatif yang paling mungkin berhasil mencapai tujuan strategik yang
ditetapkan.
c. Memilih Strategi
Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat
intended strategy yaitu strategi dalam tatanan konseptual yang dirumuskan oleh
manajer puncak melalui proses pengembalian keputsan yang rasional yang dikembangkan
sebagai rencana strategis. Jika dalam implementasi terdapat keadaan-keadaan
yang tidak terduga sehingga strategi yang diterapkan menjadi kurang evektif
dalam pencapaian tujuan maka strategi
harus direvisi.
Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada
tingkat korpora untuk mengurangi kemungkinan bias dalam konsep intended
strategy, para manajer tingkat bawah, dapat dilibatkan dalam proses perumusan
strategi-strategi yang secara fundamental dikembangkan dari pengalaman yang
mereka peroleh dilapangan.
d. Implementasi Strategi Dan Evaluasi
Proses ini meliputi kegiatan-kegiatan,
menghubungkan harapan-harapan dengan organisasi, orang-orang, peningkatan
kinerja dan mengevaluasi evektifitas strategi. Faktor-faktor atau pilar yang
harus dipertimbangkan dalam proses implementasi:
· Desain tugas
· Struktur organisasi
· Kompensasi
· Sistem
· Proses
· Teknologi
Semua faktor tersebut termasuk program
pelatihan dan pengembangan perlu dipertimbangkan agar strategi dapat diterapkan
dalam kegiatan sehari-hari secaa efektif.
Desain
Tugas
Tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab
individu mungkin perlu didesain kembali agar kinerja kerja individu dan
kelompok dapat ditingkatkan. Tetapi sebelum itu, sebaiknya didahului dengan
menganalisis jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi.
Struktur
Organisasi
Apabila dalam suatu organisasi mengalami
perubahan dalam strategi bisnis maka bentuk struktur organisasi harus
disesuaikan dengan strategi bisnis yang diterapkan.
Sistem
Sistem merupakan serangkaian aturan yang
menyebabkan proses bisnis dapat dijalankan. Oleh sebab itu, mekanisme
pengambilan keputusan, sistem penilaian, dan sebagainya harus bisa mendorong
kerja karyawan.
Proses
Variabel ini perlu dipertimbangkan agar proses layanan
dari awal sampai ahir terjamin efektivitas dan efisiensinya.
Teknologi
Faktor teknologi memegang peran penting dalam
meningkatkan sistem informasi dalam organisasi. Sistem pelayanan akan lebih
efektif melalui penerapan teknologi yang strategis.
Pelatihan
Dan Pengembangan
Program pelatihan, pendidikan dan pengembangan
harus mampu meningkatkan keahlian, kemampuan karyawan dan membantu mereka
mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Langkah penting dalam mengimplementasikan
strategi adalah evaluasi. Evaluasi pelaksanaan strategi harus selalu dilakukan
untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan.
Hambatan
Dalam Implementasi
Keberhasilan organisasi menjalankan bisnisnya
tergantung pada keberhasilan orang-orang dalam organisasi mengimplementasikan strategi
baik pada tingkat korporat, fungsional maupun pada tingkat operasional. Pfeffer
(1998:13-14) mengemukakan bahwa keberhasilan itu datang dari proses
penghantaran nilai (delivering value) kepada customers.Kemampuan menghantarkan
nilai itu, timbul dari konsepsi apa yang diinginkan customer dan dari konsepsi
bagaimana mengorganisasikan dan mengelola orang-orang untuk memproduksi nilai
tersebut.
Faktor-faktor potensial yang menjadi
penghambat:
o Lemahnya kepemimpinan
o Proses komunikasi internal organisasi kurang
efektif
o Kapasitas pembelajaran individu rendah
E.
Perusahaan yang menjalankan Multi Bisnis MNC Group
Siapa
yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok
usaha MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan,
energi, dan investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry
Tanoe yang kini sedang semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi
pembahasan mengenai perusahaan multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan
multibisnis.
Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang
memiliki dan mengelola lebih dari satu bisnis. Di Indonesia saja contohnya
sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti yang memiliki bisnis di
bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata
(tour, ticketing, penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis
tambang (emas, batu bara), bisnis rental alat berat, bisnis properti, dan
bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga kelompok bisnis Kompas Gramedia yang
memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah, tabloid, televisi, penerbitan
buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis perhotelan,
bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta
bisnis produsen (manufaktur) tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT.
Wijaya Karya, Tbk. Juga mengelola banyak bisnis di berbagai industri.
Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak
terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi Corporation dari Jepang.
Konglomerat yang dipimpin oleh Ken Kobayashi sebagai CEOnya ini terdiri dari
delapan sub perusahaan induk yang mengelola jejaring sekitar 600 anak
perusahaan. Kemudian, siapa yang tidak kenal dengan kelompok bisnis Berkshire
Hathaway, Inc. yang dipimpin oleh investor jenius Warren Buffet, sebagai
Chairman, didampingi oleh Charles T. Munger sebagai Vice Chairman. Dalam
kelompok bisnis Berkshire Hathaway ada banyak sub perusahaan induk. Misalnya
saja salah satu “anggota” kelompok bisnis Berkshire Hathaway, yaitu Marmon Group
yang terdiri dari kurang lebih 150 perusahaan manufaktur.
Awalnya perusahaan multi bisnis merupakan satu
perusahaan yang mempunyai satu produk yang sangat sukses di pasar.
Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur fungsional, sehingga
lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegatan pemasaran, produksi, SDM dan
tentunya keuangan. Kemudian perusahaan melakukan pengembangan bisnis dengan
memasuki wilayah yang berbeda atau divisionalisasi geografis, dan/atau
meningkatkan jenis produk yang ditawarkan atau divisionalisasi produk.
Strategi bertumbuh yang dipilih perusahaan pada
tahap ini umumnya adalah integrasi horisontal. Yaitu terus bertumbuh melalui
perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih mempertahankan struktur produk-pasar
yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain, bahkan dari skop lokal
menjadi internasional bahkan global. Selanjutnya, perluasan wilayah biasanya
diikuti dengan perluasan produk dan perluasan pasar.
Setelah bertumbuh secara horisontal tidak lagi
memberikan manfaat yang signifikan, umumnya perusahaan akan bertumbuh melalui
integrasi vertikal. Pemicu strategi ini terutama adalah keinginan perusahaan
untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang sangat signifikan
bagi bisnisnya. Terutama kegiatan dan sumber daya yang penting untuk kreasi
nilai yang membuatnya berbeda secara strategis dibandingkan pesaing.
Ada dua macam integrasi vertikal, ke arah hulu
mendekati pemasok atau integrasi vertikal ke belakang (backward vertical
integration) dan ke arah hilir mendekati konsumen atau integrasi vertikal ke
depan (forward vertical integration).
Bila titik jenuh pertumbuhan secara vertikal
tercapai, maka langkah logis selanjutnya adalah bertumbuh dengan memasuki
bisnis baru melalui strategi diversifikasi. Sifat diversifikasi bisnis bisa
berhubungan atau memasuki bidang-bidang bisnis yang berkaitan dengan bisnis
inti atau concentric diversification, bisa pula tidak berkaitan. Jenis terakhir
ini biasa disebut sebagai konglomerasi atau conglomerate diversification.
Pola ini merupakan hasil pengamatan empiris
keputusan yang dilakukan banyak perusahaan multibisnis selama 10 tahun. Yang
menarik, banyak perusahaan multibisnis tidak menganut pola yang diuraikan di
atas. Pada beberapa wawancara dan pengamatan, keputusan perusahaan untuk
melakukan perluasan pasar (wilayah, produk) dan pengembangan ke bisnis berbeda
dilakukan secara serentak.
Dalam salah satu wawancara, pemilik
menyampaikan banyaknya “godaan” yang muncul dalam bentuk tawaran kerja sama,
tawaran untuk membeli perusahaan, pemikiran untuk mengembangkan produk ke lini
yang tak berhubungan dengan lini produk saat ini, atau keinginan untuk ekspansi ke wilayah/negara-negara
lain. Akibatnya terlalu banyak pusat biaya (cost center) atau pengguna kas
(cash user) dalam pengelolaan kelompok bisnis tersebut. Sementara pusat laba
(profit center) dan penghasil kas nya (cash generator) jumlahnya terbatas, atau
tidak menghasilkan sebanyak yang dibutuhkan. Akibatnya tidak terjadi kreasi
nilai, pertumbuhan bisnis melambat, pendapatan tergerus dan pemilik terpaksa
harus melego perusahaan-perusahaan miliknya. Dan kalau pembeli, tentu inginnya
perusahaan yang menguntungkan bukan?
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melalui
pembahasan yang telah kami uraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Secara
ringkas strategi merupakan suatu penetatapan berbagai tujuan dalam suatu organisasi
yang diikuti dengan rencana dan cara-cara dalam mencapai tujuan tersebut.
2.
Strategi
sebagai perencanaan bahwasannya strategi itu dipandang sebagai Seperangkat paduan eksplisit yang
direncanakan sebelum tindakan dalam suatu
organisasi itu di ambil. Sedangkan sebagai proses evolusioner yaitu
strategi merupakan hal yang tidak mesti berupa suatu hal yang sistematis maupun
terperinci melainkan berupa step by step sebelum pengambilan strategi secara
utuh dilakukan.
3.
Seperti
yang telah dijelaskan strategi merupakan suatu penetapan berbagai tujuan Dalam
organisasi yang di ikuti dengan cara-cara yang harus dilakukan dalam
pengambilan keputusan tersebut. Karena pada dasarnya keduanya berkaitan erat
dalam pengaplikasikannya dapat ditetapkan strategi terlebnih dahulu baru
kemudian tujuan organisasi tersebut maupun sebaliknya.
4.
Efektivitas
dianggap sebagai hasol dari strategi namun pada kenyataannya hal ini bukanlah
hal yang mudah untuk dapat dinilai secara objektif. Pedekatan- pendekatan yang digunakan dalam menetapkan
kriteria efektivitas terdiri dari 4
macam yaitu: goal attainment, pendekatan system, strategic constituency, dan
pendekatan competing value.
B. Saran
Berikut saran yang
dapat kami berikan dari pembahasan makalah ini.
1.
Dalam
materi pembelajaran Teori Organisasi dan Administrasi dengan fokus materi “STRATEGI”
diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai definisi strategi itu sendiri.
2.
Selain
itu, juga diperlukan pengetahuan-pengetahuan mendasar mengenai perbedaan strategi
sebagai perencanaan dan sebagai proses evolusioner, perbedaan antara strategi dan tujuan organisasi pada
buku-buku yang membahas hal tsb.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin. (2001). MSDM Strategi
Keunggulan Kompetitif edisi pertama. Yogyakarta:BPPE.
Desler, Gary. (2006). Strategi Multi Bisnis.
Jakarta: Indeks.
Look at the way my partner Wesley Virgin's report begins with this shocking and controversial VIDEO.
BalasHapusWesley was in the military-and shortly after leaving-he revealed hidden, "self mind control" tactics that the CIA and others used to get whatever they want.
As it turns out, these are the exact same tactics lots of famous people (notably those who "became famous out of nothing") and elite business people used to become wealthy and successful.
You probably know how you utilize only 10% of your brain.
That's really because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Maybe that expression has even taken place INSIDE your very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head around seven years back, while driving an unregistered, beat-up bucket of a car without a driver's license and with $3.20 on his bank card.
"I'm so fed up with living check to check! When will I finally make it?"
You've been a part of those those types of conversations, right?
Your success story is going to start. You just have to take a leap of faith in YOURSELF.
Take Action Now!