Selasa, 18 Oktober 2016

konsep motivasi serta penerapannya dalam organisasi





BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan.  Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam baik di dalam kehidupan kehidupan rumah tangga hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.  Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya.  Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan.1  Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan sumber daya untuk mencapainya.  Sumber daya merupakan energi, tenaga dan kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan.  Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu dan teknologi, serta sumber daya manusia.  Diantara sumber daya tersebut, sumber daya terpenting ialah sumber daya manusia (Wirawan, 2009).  Sumber daya manusia dianggap penting karena dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi, serta merupakan pengeluaran pokok organisasi dalam menjalankan kegiatannya (Simamora, 2006).
Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi sudah seharusnya mendapat perhatian supaya perjalanan organisasi tersebut sesuai yang diharapkan.  Perhatian yang dimaksud dalam hal ini adalah motivasi.  Motivasi memiliki peran penting dalam membangun kinerja seseorang lebih maksimal.  Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya motivasi di dalam organisasi, dan alasan inilah yang menjadi dasar pemikiran saya dalam penyelesaian makalah ini. Unsur motivasi di dalam organisasi memang sangat diperlukan guna mendapatkan hasil pekerjaan yang memuaskan dan efisien.

1.2     Rumusan Masalah
Motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja seseorang di dalam organisasi.   Motivasi setiap individu di dalam organisasi berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor-faktor tertentu.  Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja individu  dalam memajukan organisasi dimana tempatnya bekerja.  Oleh karena itu, berkaitan dengan permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain;
a.    Apa pengertian motivasi menurut para ahli?
b.    Seberapa penting motivasi dalam organisasi?
c.    Bagaimana proses timbulnya motivasi dalam organisasi?
d.   Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
e.    Apa saja teori-teori motivasi?

1.3     Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah:
a.    Untuk mengetahui pengertian motivasi menurut para ahli;
b.    Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi;
c.    Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasi;
d.   Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi;
e.    Untuk mengetahui teori-teori tentang motivasi.

1.4     Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
a.       Penulis maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya motivasi dalam dunia organisasi;
b.      Penulis maupun pembaca dapat mengambil hikmah mengenai peran motivasi untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.


  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 1994:128).  Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya melakukan tindakan.[1]  Selanjutnya menurut Greenberg dan Baron (1993:114) adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan.[2]
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa sehingga mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.

2.2     Pentingnya Motivasi dalam Organisasi
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya.  Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.[3] Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.  Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpinan organisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah secara bersama. Peran evaluasi sangat penting dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.


 2.3    Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi
Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut:[1]
1.      Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan tersebut belum terpenuhi   maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
2.      Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3.      Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4.      Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
5.      Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6.      Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.

2.4     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.
1.    Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
a.    Keinginan untuk dapat hidup;
b.    Keinginan untuk dapat memiliki;
c.    Keinginan untuk memperoleh penghargaan;
d.   Keinginan untuk memperoleh pengakuan;
e.    Keinginan untuk berkuasa.
2.    Faktor Eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang.  Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a.    Kondisi lingkungan kerja;
b.    Kompensasi yang memadai;
c.    Supervise yang baik;
d.   Adanya jaminan pekerjaan;
e.    Status dan tanggung jawab;
f.     Peraturan yang fleksibel.

2.5         Teori-Teori Motivasi
Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process theory).
1.             Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.[3]  Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya:
1)      Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)
2)      Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)
3)      Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
4)      Teori E-R-G (Clayton Alderfer)

2.             Teori Motivasi proses (process theory)
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti :
1)      Teori Harapan (Expectancy Theory), komponennya adalah: Harapan, Nilai (Value), dan Pertautan (Instrumentality). Tokoh dalam teori ini adalah Victor Vroom.
2)      Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.  Tokoh dalam teori ini adalah S. Adams.
3)      Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory), hal ini didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.  Tokoh dalam teori ini adalah B.F. Skinner.

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa motivasi memberikan peranan penting dalam produktivitas di dalam organisasi dimana individu tersebut bekerja.  Banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai motivasi berdasarkan sudut pandangnya, salah satunya adalah Siagian (1994:128) yang mengatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.  Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi baik secara internal maupun eksternal.  Kemudian teori-teori yang mendukung motivasi terbagi dua yaitu teori motivasi kepuasan dan teori motivasi proses.  Motivasi selain berperan dalam meningkatkan produktivitas bagi organisasi, motivasi juga memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan masukan yang berarti kepada bawahan berkaitan dengan kinerja yang seharusnya diterapkan di suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.
3.2     Saran
Setelah mempelajari pembahasan motivasi pada bab sebelumnya, maka ada dua saran yang saya petik dalam makalah ini diantaranya adalah yang pertama bagi pihak atasan dalam suatu organisasi sebaiknya dapat memberikan apa yang seharusnya bawahan dapatkan, baik itu informasi yang akurat, cepat dan tidak bertele-tele sehingga semangat kerja bawahan tetap terjaga.  Kedua, adalah bagi pihak bawahan sebaiknya lebih memaksimalkan tugas pokok dan fungsi kerjanya masing-masing supaya kinerja tersebut bisa mendapatkan predikat memuaskan bagi para atasan.





DAFTAR PUSTAKA

Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Reflika Aditama, 2011), hal. 233

Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 67


Vicky Ariesca, “Pentingnya Motivasi dalam Organisasi”, Blogspot, diakses  dari http://vickyariesca.blogspot.com/2012/01/pentingnya-motivasi-dalam organisasi.html, pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.35

0 komentar:

Posting Komentar